Rabu, 04 September 2013
Pustaka Swadaya Desa Cileungsi Kidul (1)
Suasana ruang baca di Perpustakaan Desa Cileungsi Kidul.
Apa yang Anda bayangkan jika berkunjung
ke perpustakaan? Tempat yang hening atau sekadar lokasi untuk membaca
atau meminjam buku semata? Lupakan itu semua. Pengelola Perpustakaan Desa
Cileungsi Kidul di Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengubah kesan
perpustakaan yang membosankan. Perpustakaan ini punya seabreg kegiatan
untuk membuat betah pengunjungnya terutama anak-anak. Mulai dari pemutaran film
sampai diskusi santai.
Siang itu, Habib Ahmad Ayasi tampak serius mengamati sebuah buku cerita. Bocah
kelas 2 SD ini sedang membuka halaman buku cerita yang dilengkapi dengan soal
hitung-hitungan sederhana. Panas terik matahari tak menyurutkan niatnya datang
ke perpustakaan Desa Cileungsi Kidul sepulang sekolah.
Habib hampir tiap hari datang ke perpustakaan yang ada di Kabupaten Bogor, Jawa
Barat ini. Inilah perpustakaan hasil urunan warga Desa Cileungsi Kidul. Mereka
menyewa sebuah rumah seluas 84 meter persegi atau kira-kira hampir seluas
lapangan bulu tangkis. Lima petugas perpustakaan dipekerjakan di sini.
Sejak berdiri hampir dua tahun lalu perpustakaan ini hanya mengkoleksi seribu
eksemplar buku hasil sumbangan Pemerintah Kabupaten Bogor, kata Kepala
Perpustakaan, Sugeng Pribadi. Sebelum dipajang di rak perpustakaan, buku –buku
tersebut teronggok sekitar dua tahun di kantor desa.
“Permasalahan klasik. Di desa itu, kalau dapat buku, kemudian perpustakaannya
dimana tempatnya? Akhirnya singkat cerita dari bapak kepala desa, kita
ngobrol-ngobrol dengan warga yang lain, akhirnya kita carikan tempat. Kita
sepakati perpustakaan desa ini akan lebih bagus kalau ditangani masyarakat
secara swadaya,” kata Sugeng.
Salah satu petugas perpustakaan, Esi Sukaesih menuturkan alasan
berdirinya perpustakaan. Salah satunya kata dia untuk menggugah minat baca
anak. “Merasa prihatin dengan lingkungan. Kalau engga ada perpustakaan,
anak-anak itu kebanyakan main. Daripada main mending baca buku, mainnya ke sini
(ke perpustakaan-red). Maunya saya sih begitu, tapi namanya anak-anak kan
enggak bisa dipaksa. Udah gitu teknologi sudah canggih. Susah...Menumbuhkan
minat baca anak-anak itu sulit banget,” jelasnya.
Sebagian buku koleksi perpustakaan kata Sugeng merupakan sumbangan warga
setempat. Total koleksi buku di perpustakaan ini mencapai hampir 4
ribu eksemplar dengan berbagai jenis judul. Ribuan buku tersebut tersusun rapi
di rak-rak di ruangan yang berbentuk segi empat. Di bagian tengah
ruangan disediakan kursi dan bangku dengan karpet hijau untuk pembaca menikmati
isi buku.
***