Pembukaan Perpustakaan Desa Cileungsi Kidul

Camat Cileungsi, Beben Suhendar, menggunting pita tanda diresamikannya perpustakaan desa, 27 April 2012.

Kunjungan Kepala Perpustakaan Daerah Kab. Bogor

Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (KAPD) Kabupaten Bogor, Ferry Adnan (beserta staf), berkenan mengunjungi perpustakaan desa.

Cileungsi Kidul Juara I Perpustakaan Desa Terbaik Kabupaten Bogor

Di tahun 2012, Perpustakaan Desa Cileungsi Kidul berhasil meraih gelar Perpustakaan Desa Terbaik I untuk tingkat Kabupaten Bogor dan Terbaik II untuk tingkat Propinsi Jawa Barat.

Rapat Kerja untuk menyusun program tahun 2013

Bertempat di Cisarua (Puncak) selama 2 hari -- 24-25 Nopember 2012 -- Pengelola perpustakaan Desa Cileungsi Kidul mengadakan rapat kerja untuk membahas program tahun 2013.

Pembentukan Asosiasi perpustakaan Desa Kabupaten Bogor

Untuk lebih memberdayakan peran Perpustakaan Desa di masyarakat, perlu dibetuk asosiasi yang beranggotakan para pengelola perpustakaan desa di kabupaten Bogor.

Senin, 04 November 2013

Pustaka Swadaya Desa Cileungsi Kidul (3)


Tampak depan Perpustakaan Desa Cileungsi Kidul (Foto: Novri, KBR68H)


Contoh Perpustakaan

Setidaknya bisa diilihat dari berbagai kegiatan yang ada.  Perpustakaan tak sekadar tempat yang hening untuk membaca atau meminjam buku. 

Masih buruknya pengelolaan perpustakaan bisa ditengok di sejumlah sekolah,  Seperti dituturkan salah satu  petugas perpustakaan di sebuah SMA negeri  Jakarta, Siswiningsih menjelaskan, ”Tadinya sih ada majalah, tabloid. Tapi sekarang katanya di stop karena katanya yang baca ibu-ibu. Bukan anak-anak yang baca.Tadinya kita langganan, tapi distop. Kata bendaharanya yang baca ibu-ibu. Padahal namanya perpustakaan ya engga ibu-ibu, engga anak-anak. Cuma ya udahlah, mau diapain.”

Siswa nyaris tak ada waktu untuk datang berkunjung. Saat istirahat, mereka lebih suka kongkow bersama rekannya atau  makan di kantin. Upaya menghidupkan perpustakaan sekolah terang Sis sebenarnya tetap ada. Salah satunya kata guru fisika, Fahrizal dengan cara mengajak siswa belajar di perpustakaan.  

“Saya bawa ke perpustakaan, mereka terserah, santai aja. Ada yang selonjoran. Jadi suasana yang jenuh di kelas, saya ganti suasana santai. Bahwa fisika itu tidak momok dengan hitung-hitungan. Mau bagaimana kita bisa menghitung, mau tiduran, selonjoran. Yang penting kegiatan belajar mengajar berjalan,” kata Fahrizal.

Untuk hidupkan perpustakaan  perlu terobosan dan kreatifitas seperti yang dilakoni pengelola Perpustakaan Desa Cileungsi Kidul. Koleksi buku dan bahan bacaan yang tersedia di  perpustakaan  idealnya seperti di toko buku jelas  

Juru Bicara Perpustakaan Nasional, Agus Sutoyo menambahkan, ”Semboyan toko buku harusnya kita pakai itu. Hari ini judul keluar, buku itu sudah ada di rak-rak toko buku. Ini yang sulit kita adakan, bahwa setiap buku baru sudah harus ada di perpustakaan. Jadi kalau masyarakat ke toko buku mungkin anggarannya terbatas, itu harusnya sudah ada di perpustakaan.”

Perpustakaan Desa Cileungsi Kidul  bisa dijadikan contoh perpustakaan lain di tanah air.  Harapannya lewat ragam kegiatan  dan koleksi bacaan yang dimiliki ikut mencerdaskan dan membuat senang para  pengunjungnya. 


***